Kamis, 22 Oktober 2009

KULTUR JARINGAN TUMBUHAHN DILUAR LABORATORIUM

Skip to content

Home
Profile
Latar Belakang Visi dan Misi Fasilitas
Laboraturim Alat dan Bahan Pelatihan
Manfaat Metoda Pelatihan Peserta Jadwal Pelatihan Produk dan Jasa
Produk Layanan Jasa Daftar dan Belanja
Pendaftaran Pemesanan Artikel
Contact
Blog


You are here: Home Artikel Kultur Jaringan Tumbuhan diluar Laboratorium
Kultur Jaringan Tumbuhan diluar Laboratorium
Written by Ir. Edhi Sandra MSi.
Friday, 20 June 2008


Oleh : Ir. Edhi Sandra MSi.


Pendahuluan


Banyak orang membayangkan laboratorium kultur jaringan adalah ruangan tertutup yang “mengerikan” terisolasi dari kondisi luar laboratorium dan harus serba steril. Penuh dengan botol-botol yang berisi tanaman dan alat-alat yang sebelumnya tidak pernah dilihat, dengan bau ruangan yang khas (bau desinfektan) Dan banyak orang juga beranggapan bahwa kultur jaringan adalah teknologi budidaya tumbuhan modern yang sangat sulit dan hanya dapat dilakukan oleh orang tertentu saja. Perlu biaya investasi yang sangat besar serta hasilnya lama dan belum tentu berhasil.



Mungkin demikian pula persepsi anda?.... tidak perlu malu, karena memang fakta yang ada mengarah pada persepsi tersebut. Tapi… taukah anda, …….bahwa kultur jaringan itu dapat dilakukan oleh anak lulusan SMP atau SMA atau bahkan tidak perlu sekolah….? Taukah anda, ….bahwa laboratorium kultur jaringan dapat dilakukan dirumah kita?..... seadanya. Taukah anda, ….. bahwa botol kultur dapat dibawa-bawa keluar laboratorium kultur jaringan….?

Tidakkah anda ingin menghadirkan teknologi kultur jaringan modern di rumah anda…? Tidakkah anda ingin menguasai suatu teknologi yang mampu berbuat banyak dalam menghasilkan bibit berkualitas, mnghasilkan varitas baru, memperbanyak bibit yang harganya mahal…? Tidakkah anda ingin meneliti berbagai macam hal mengenai tumbuhan…? Kesemuanya …. Sebenarnya …. Dapat anda miliki.!!!...... (“apakah benar perkataan orang ini? Apakah mungkin saya yang tidak tau tanaman, …… yang tidak mempunyai dasar mengenai budidaya,…… yang berbeda profesinya dapat mengembangkan kultur jaringan?”….)

Memang dalam hal ini dibutuhkan keuletan dan ketekunan…..tapi yakinlah bahwa anda pasti bisa…!!!. Anda masih tidak percaya….. anda mau bukti……Beberapa peserta pelatihan saya saat ini sudah berhasil menjalankan kultur jaringan dengan baik sesuai dengan tujuannya masing-masing. Ada yang melaksanakan kultur jaringan sebatas hobi, …ada yang senang meneliti pertumbuhan kultur jaringan dengan memberikan berbagai macam perlakuan…. Dan ada juga yang sudah eksis dengan usaha kultur jaringan, .. ada yang usaha kulktur jaringan jati, …ada yang usaha kultur jaringan anggrek, …ada yang usaha kultur jaringan tanaman hias dan sebagainya.



Esha Flora


Esha flora adalah suatu lembaga yang mengemban misi dan visi mengembangkan, mentransfer dan menerapkan teknologi kultur jaringan di masyarakat. Awal mula memang dirasakan bahwa melaksanakan kultur jaringan serba sulit,… mau beli bahan dan alat …..kemana? …harga mahal..? ada ngga yang buatan dalam negeri yang murah..? ada ngga alternative alat dan bahan yang murah..?...bisa ngga kita beli eceran atau sedikit saja..?...bisa ngga kita beli jadi saja..? bisa ngga kita beli kultur jadinya..? bisa ngga kita beli ramuan jadi untuk media kulturnya..? Kesemua pertanyaan tadi adalah pertanyaan yang banyak ditemui kalau kita mau merintis kultur jaringan. Dulu…. Hal tersebut tidak terjawab…tapi, …sekarang semua kesulitan tersebut sudah dibantu oleh Esha Flora … apa yang menjadi kesulitan anda di dalam melakukan kultur jaringan …Esha Flora akan membantu anda..

Kalau anda belum memiliki alatalat dan bahan media secara lengkap, … anda tetap dapat melakukan kultur jaringan dengan hanya melakukan kegiatan subkultur dan aklimatisasi saja….anda hanya membeli enkas dan alat-alat tanam saja….sementara kultur jadi yang sudah steril dan media jadi yang sudah disterilisasi… dapat anda beli di Esha Flora…

Kalau anda masih dalam skala yang kecil dan masih coba-coba maka anda dapat membeli bahan secara eceran atau sedikit dan dapat membeli media ramuan secara eceran juga, sehingga anda tidak perlu keluar modal besar…

Kalau anda kesulitan di dalam inisiasi (menanam kultur dari luar ke dalam botol, karena biasanya tingkat kontaminasinya tinggi), ..maka anda dapat menginisiasi di Esha Flora…atau anda dapat membeli kultur yang ada untuk dapat diperbanyak sendiri….

Kalau anda belum mempunyai alat dan ingin melakukan kultur jaringan, ..maka anda dapat mengkulturkan di Esha Flora dengan biaya sewa alat yang cukup murah. Bahkan kalau anda mau menitipkan kultur di Esha Flora…juga bisa dengan membayar biaya menginap kultur perbulannya…

Kalau anda ada proyek dan kebutuhan bibit dalam jumlah tertentu, …maka anda dapat membayar jasa mengkulturkan di Esha Flora….


Prinsipnya Esha Flora siap membantu anda semua di dalam mengembangkan kultur jaringan baik skala rumah tangga maupun skala industri. www.eshaflora.com





< Prev Next >

[ Back ]

Product
Catalog
Laboraturium
Alat

Thank's To My Visitors
53671

© 2009 EshaFlora. by pamulang.net
Free of Communication and Childreens for Living

SEKILAS "KULTUR JARINGAN" ANGGREK

Anggrek.Org
Situs Forum Pecinta Anggrek Indonesia (anggrek@yahoogroups.com)
--------------------------------------------------------------------------------
« Kenapa Penyakit bisa muncul pada AnggrekJasa Kultur Jaringan »Sekilas “kultur jaringan” anggrek
Perkembangan kultur jaringan di Indonesia terasa sangat lambat, bahkan hampir dikatakan jalan di tempat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, tidaklah heran jika impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri nursery-nursery anggrek di negara kita. Selain kesenjangan teknologi di lini akademisi, lembaga penelitian, publik dan pecinta anggrek, salah satu penyebab teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang ’sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis anggrek spesies tersebar di hutan wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek silangan yang memiliki nilai komersial tinggi. Potensi tersebut akan menjadi tidak berarti manakala penebangan hutan dan eksploitasi besar-besaran terjadi hutan kita, belum lagi pencurian terang-terangan ataupun “terselubung” dengan dalih kerjasama dan sumbangan penelitian baik oleh masyarakat kita maupun orang asing.

Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri bahwa metode terbaik hingga saat ini dalam pelestarian dan perbanyakan anggrek adalah dengan kultur jaringan, karena melalui kuljar banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan dengan metode konvensional.

Secara prinsip, lab kultur jaringan dapat disederhanakan dengan melakukan modifikasi peralatan dan bahan yang digunakan, sehingga sangat dimungkinkan kultur jaringan seperti ‘home industri’. Hal ini dapat dilihat pada kelompok petani ‘pengkultur biji anggrek’ di Malang yang telah sedemikian banyak.

Beberapa gambaran dan potensi yang bisa dimunculkan dalam kultur jaringan diantaranya adalah :

Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan
Dengan tekhnik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)
Kloning, tekhnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah mampu melakukan tekhnik ini.
Mutasi, secara alami mutasi sangat sulit terjadi. Beberapa literatur peluangnya 1 : 100 000 000. Dengan memberikan induksi tertentu melalui kultur jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman yang mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
Bank plasma, dengan meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa mengoleksi tanaman anggrek langka tanpa harus memiliki lahan yang luas dan perawatan intensif. Baik untuk spesies langka Indonesia maupun dari luar negeri untuk menjaga keaslian genetis yang sangat penting dalam proses pemuliaan anggrek.
This entry was posted on Wednesday, March 22nd, 2006 at 8:59 and is filed under Perawatan & Budidaya. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
85 Responses to “Sekilas “kultur jaringan” anggrek”Pages: « 1 [2] Show All

51yoxx Says:

December 5th, 2007 at 12:48
terimaksih atas infonya…

52ra Says:

December 9th, 2007 at 11:40
ya, memang di Indonesia masih jarang yang nggunain kuljar. bagaimana mau nggunain cara itu, bahanya ada tidak ada dan kalaupun ada harganya mahal banget dan susah nyarinya. saya mau memperbanyak anggrek spesies saya tapi bagaimana? apakah ada jalan lain selain kuljar? anggrek spesies saya kebnykn phalnpsis dan dendro. mohon saranya

53wibowo Says:

February 6th, 2008 at 11:07
Salam kena, menarik sekali bisa bergabung di sini, saya ingin memperkenalkan sekaligus menginformasikan bahwa kami mempunyai lab kultur jaringan dan menrima jasa pembuatan materi tanaman dari teknik kultur jaringa. lab kami posisi ada di Jogjakarta. Beberapa komoditas yang telah bisa kami coba diantaranya cendana, bambu, anthurium (genmanni, golok dan corong) dan komoditas panili. Apabila ada yang tertarik bisa menghubungi alamat email di atas atau no telpn 02747888728/08170436733.

54Lia Says:

February 6th, 2008 at 12:49
KURSUS KULTUR JARINGAN TANAMAN SKALA RUMAH TANGGA.
Diadakan oleh PKA, Fak. Pertanian UPN “Veteran” Yk.
Pelaksanaan tgl 7,8,9 Maret 2008.
Jam 09.00 – 15.00.
Tempat di Lab. Kultur Jaringan Tanaman, Fak Pertanian UPN “Vet” Yk.
Biaya Rp. 1.400.000,-/ orang.
Pendaftaran di PKA Fak Pertanian (0274)486693, Ringroad Utara ConCat, Yk. Bisa juga via Rekening BNI CAPEM UGM atas nama HIDAYATI NINGSIH dengan rekening 38941149. Atau Hub: 081392985313/081931713557 (Lia). Ari: 08562900200
Fasilitas: Buku Kuljar, Buku Penunjang lain, Handout kursus, Kursus-kit, Bahan kursus, makan siang.
Materi: Kuljar Anggrek, Anthurium, Aglaonema dan Sansevierea. Pembuatan Media tanam (kimia dan alami/ alternatif), Sterilisasi (eksplan, media, peralatan,dll), aklimatisasi anggrek, diskusi dan konsultasi.
Bagi yang ingin mencoba tanaman lain, dapat membawa bahan eksplannya sendiri.
Kami melakukan pembimbingan dan konsultasi saat kursus, setelah selesai peserta kursus tetap dapat berkonsultasi GRATIS secara langsung maupun via sms dengan TIM kami bila mengalami kesulitan di dalam prakteknya.

55Ramdlan Says:

February 10th, 2008 at 15:44
Salam kenal. Saya tinggal di bandung. Barangkali ada yang tau informasi kursus/training kultur jaringan di daerah bandung atau lembang.
Terimakasih.

56dudi riswandi Says:

March 6th, 2008 at 9:51
Salam kuljar
ada yang saya ingin ketahui apakah tanaman hasil kulturjaringan sama dengan tanaman hasil tempelan atau okulasi khusus tanaman hortikultura, dimna kita ketahui bersama tanaman hasil okukasi mempunyai keunggulan cepat berbuah dan buahnya sama dengan tanaman induknya,
Terimakasih

57Jajang Says:

March 13th, 2008 at 11:26
Salam semua..Jika punya koleksi anggrek bisa tukaran, saya punya dendrobium dan anggrek lainnya, Jika ada kawan2 yang mau belajar kultur jaringan dari A sampai Z, saya buka kursus Kultur jaringan, biayanya untuk kelas khusus ( tanaman khusus ) hanya 500 ribu, untuk kelas umum ( semua jenis tanaman) hanya 1 juta, hubungi saya di 085261637102 (tempat kursus di wilayah sumatera utara, Tebing tinggi), kelas berjalan hari sabtu dan minggu, ( sabtu jam 13.00 sampai 18.00) minggu, jam 12.00 sampai 18.00 ) Good luck..Dapat ilmu, bisa buka usaha, saat ini sedang trend, bisa aplikasi untuk pembibitan kelapa sawit unggul dengan kultur jaringan..
Wassalam…

58Lia Says:

March 19th, 2008 at 13:52
KURSUS KULTUR JARINGAN TANAMAN SKALA RUMAH TANGGA.
Diadakan oleh PKA, Fak. Pertanian UPN “Veteran” Yk.
Pelaksanaan tgl 26 April 2008.
Jam 09.00 – 15.00.
Tempat di Fak Pertanian UPN “Vet” Yk.
Biaya Rp. 450.000,-/ orang.
Pendaftaran di Ruang Informasi Fak Pertanian (0274)486693, Ringroad Utara ConCat, Yk. Bisa juga via Rekening BNI CAPEM UGM atas nama HIDAYATI NINGSIH dengan rekening 38941149. Atau Hub: 081392985313 (Lia). Ari: 08562900200

Fasilitas: Buku Kuljar, Buku Penunjang lain, Handout kursus, Kursus-kit, Bahan kursus, makan siang.
Materi: Teori dan praktek kultur jaringan tanaman hias. Pembuatan Media tanam (kimia dan alami/ alternatif), Sterilisasi (eksplan, media, peralatan,dll), diskusi dan konsultasi.

59wayan Says:

March 23rd, 2008 at 5:18
saya sudah pernah kursus kuljar tetapi saya kesulitan mendapatkan bahan kimia apakah dapat dibantu pembeliannya mohon informasinya berapa harga dan siapa yang dihubungi?
Tks.

60debby cute Says:

March 30th, 2008 at 17:41
mbak perbanyak lah

61Teguh K Says:

April 3rd, 2008 at 12:53
Salam Kuljar

saya mahasiswa di Universitas Swasta di Yogyakarta.
saya mempunyai kendala dalam mata kuliah Kultur Jaringan.
Setiap melakukan penanaman kok gagal terus ya, padahal ruangan dan alat-alatnya sudah saya strelisasi. Lalu pada saat penanaman sudah menggunakan enkas…. ada lampu UVnya juga, di enkasnya juga sudah saya kasih formalin…
tetapi tetap saya terkontaminasi……

saya menanam anggrek……

tetapi saat juga menanam wortel, tetapi tidak di enkas. hanya di ruangan biasa. saya menggunakan strelisasi flambir dan kimia….
tapi hasilnya kok jadi hitam ya…
kayak gosong gitu…..

mohon sarannya ya dan jawabanya….

sebelumnya saya ucapkan terimakasih…..

62trevor Says:

April 5th, 2008 at 12:17
penjelasannya sudah baik, tapi kok nggak ada gambarnya. kan lebih mudah dipahami kl ada gambarnya.

63Parno Says:

April 15th, 2008 at 20:38
Klo ada yg minat tentang KUL-JAR atau yg butuh alat alat lab seperti LAMINAR AIR FLOW atau SHAKER bahan kimia dan perlengkapan lab bisa menghubungi kami:SANDERIANA ORCHID,jl.Sawangan elok,durenseribu RT 001/001,sawangan kodya depok.Phone/fax 0251-613490,HP 08561389044,kami juga ada kebun anggrek dan lab kultur jaringan alamat kebun dan lab ada di atas tepatnya di parung.

64aan Says:

April 24th, 2008 at 19:48
saya ingin informasi tentang tempat pelatihan / Kursus singkat kultur jaringan skala rumah tangga.yang berlokasi di daerah Jabodetabek.TQ

65elin Says:

April 28th, 2008 at 13:35
saya kerja di Dinas Pertanian dan Peternakan Banten akan membuat laboratorium kultur jaringan tolong informasinya mengenai luas , bentuk dan syarat lainnya kirin lewat e-mail saya terimakasih

66rifky Says:

May 4th, 2008 at 0:28
ass …..
salam kuljar,, buat rekan – rekan yang tertarik untuk ikut pelatihan kuljar yang murah di jakarta, coba aja kunjungi situs http://www.freewebs.com/tcstation/
wass

67dekos Says:

May 17th, 2008 at 10:09
Saya pencinta/pemulia anggrek dan alhamdulillah telah membuat lab kuljar kecil 2 an dengan alat yang dimodifikasi sendiri, diantaranya mesin pengguncang, pengatur suhu ruangan, auto claf. Bagi yang membutuhkan informasi mangga hubungi swara_koe@yahoo.co.id. Tapi please saya butuh informasi pemasaran/penjualan bibit botolan …

68a achmadi Says:

May 26th, 2008 at 8:49
kami di sekolah sedang mengembangkan kuljar. tolong alamat toko kimia yang menjual bahan media dan hormon di mana ?
atas bantuannya sebelumnya saya sampaiakan erima kasih.

69Setiyo Says:

June 13th, 2008 at 16:19
Salam, saya tertarik untu mengikuti pelatihan/kursus kultur jaringan, ada yang punya informasi dimana? dan kapan ?sekalian juga kalo ada informasi dimana bisa mendapatkan literatur, peralatannya beserta media dan sarana penunjangnya. terima kasih sebelumnya

70syamiE Says:

June 14th, 2008 at 1:19
Salam sejahtra….. tolong saya lagi butuh info jenis anggrek apa yang di butuhkan masyarakat RIAU.

71yani Says:

July 7th, 2008 at 14:16
assalamu alaikum, saya ingin menanyakan bagaimana cara penanaman anggrek yang baik agar bebas kontaminasi

72jane Says:

July 11th, 2008 at 14:09
Assalamualaikum
bagaimana sih cara bikin kultur jaringan bagi orang awam seperti saya tolong nih kirim keemail saya mr_mooz99@yahoo.com
makasih

73aswin Says:

July 19th, 2008 at 19:21
kultur jaringan kelapa sawit mohon informasikan

74arby Says:

August 30th, 2008 at 13:18
adakah kemumgkinan soal meristem digabungkan dari 2 tanaman sebagai pengganti cangkok atau okulasi….kemungkinan munculnya kalus………………

75setiyo Says:

September 25th, 2008 at 23:44
Salam kenal,

saya tertarik untuk mengikuti kursus kuljar skala rumah tangga, untuk diarea jabotabek dimana ya? kapan ? biayanya berapa ya ? terima kasih sebelumnya.

76Mahdi ananda, SP Says:

November 4th, 2008 at 22:09
Buat Semua Pecinta Kultur Jaringan

Saya adalah Distributor Bahan kimia khusus Kultur jaringan
Dimana bahan kimia yang kami pegang adalah ” Duchefa Biochemical plant cell culture” dari Belanda
Duchefa biochemical terdiri dari :
1. kimia siap jadi (MS, Vacint, VW, CHU, Shenk dll)
2. Kimia tersendiri (NH4NO3, KNO3, KOH, Cacl, MgSO4, KH2PO4
3. Hormon dan ZPT ( IBA, IAA, Kinetin, 2,4D, Ga3, TDz dll
4. Anti biotik
5. Energi ( sukrose, glukose, fruktose
6. Pemadat ( Agarose, mikro agar, Gelrite phyto agar dll

Selain itu kami juga bisa membantu alat” kebutuhan kultur jaringan seperti :
1. Laminar air Flow cabinet (lokal dan luar)
2. Autoclave
3. balance
4. Ph meter
5. Peralatan tanam (glass ware, pipet, scalpel, forcep dll
5. Rak kultur
7. dll

Untuk mendapatkan Catalog Dari ” Duchefa Biochemical Plant Cell and Tissue kulture” silahkan hubungi kami

untuk informasi lebih lanjut hubungi kami:
Mahdi Ananda,SP
email : mahdianandass@yahoo.com
fax : 0251-7522060
phone : 08197593363 / 081318169558

77tasya Says:

January 3rd, 2009 at 13:55
bagaimana perkembangan kultur proto plasma di indonesia and gimana mendesain laboratorium kultur jaringan yang baik?..

78yulia Says:

January 23rd, 2009 at 15:31
bagaimana sih tau cara buat kultur jaringan saya masih merasa tak tau apa-apa?JAWBANYA KE EMAIL YAH TERIMA KASIHHHH

79abdur Says:

February 15th, 2009 at 12:26
salam kenal, saya sangat tertarik dengan kultur jaringan tanaman hias anggrek, khususnya secara kultur anther. berarti kita dapat menghasilkan tanaman dengan genom 1/2 dari genom induknya atau disebut haploid ya? jadi apakah tanamananggrek yang 1n itu dapat menghasilkan biji dan bila dapat apakah biji tersebut dapat tumbuh seperti biji dari bunga anggerek yang normal?

80budi Says:

February 23rd, 2009 at 12:45
Mohon diberikan penawaran harga media kultur jaringan kealamat email saya hr_rocla@yahoo.co.id

81hasbullaH Says:

March 11th, 2009 at 20:49
Hi… salam kenal, q orang baru yang mulai tertarik dengan hal2 demikian. smga qt semua dapat ambil andil dalam perkembangannya kedepan.. sukses buat semua

82rengga Says:

July 30th, 2009 at 21:17
hii… met malem… disini saya ingin menanyakan.. apa itu sterilisasi flambir?
tolong kasih tahu saya bila ada yang tahu..
trims

83darjadi Says:

August 13th, 2009 at 10:47
saya mohon alamat tentang tempat pelatihan / Kursus singkat kultur jaringan skala rumah tangga.yang berlokasi di daerah Jabodetabek.TQ

84utama Says:

August 15th, 2009 at 3:35
Thx ya lumayan bwt tugas biologi

85linda Says:

October 14th, 2009 at 13:51
tlong ya di kasih proses kultur jaringanya
jagn hnya keteranganya saja.
soalnya kami butuh prosesnya
tak tnggu hingga besuk ya
trimkasih

Pages: « 1 [2] Show All

Leave a Reply Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website




Categories
Agenda

Barter

Botany

Bursa Jual Beli

Jenis Anggrek

Coelogyne

Cymbidium

Dendrobium

Grammatophyllum

Hybrid

Paphiopedilum

Phalaenopsis

Vanda

Konservasi

Orchid in Nature

Perawatan & Budidaya

Profil

Varietas Unggul Nasional/Lokal

Warna-Warni



--------------------------------------------------------------------------------
©2008 Copyright Anggrek.Org.
Powered by WordPress

Entries (RSS) | Comments (RSS)
Valid XHTML | XFN
Desain Web oleh Prima
Keanggotaan Tentang kami
Hubungi Kami
Direktori
Nursery
Archives
June 2009 July 2008 April 2008 February 2008 January 2008 November 2007 September 2007 August 2007 July 2007 June 2007 April 2007 March 2007 February 2007 January 2007 December 2006 November 2006 October 2006 September 2006 August 2006 July 2006 April 2006 March 2006 January 2006 December 2005 November 2005

KULTUR JARINGAN TANAMAN

Kultur jaringan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu.

[sunting] Prasyarat
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.

Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak.karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan - jaringan hidup.

Artikel mengenai biologi ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan"
Kategori: Rintisan bertopik biologi | Biologi | Pertanian | Kedokteran
TampilanHalaman Pembicaraan Sunting ↑Versi terdahulu Peralatan pribadiCoba Beta Masuk log / buat akun Cari
Navigasi
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh sebagai PDF
Versi cetak
Kotak peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Kutip halaman ini
Bahasa lain
Česky
Deutsch
English
עברית
Nederlands
中文

Halaman ini terakhir diubah pada 09:01, 21 Oktober 2009. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan

BIBIT KAKAO SOMATIC EMBRYOGENESIS (SE)

Update : Senin, 19/10/2009
Sinar Tani - Membangun Kemandirian Agribisnis Kebun


BIBIT KAKAO SOMATIC EMBRYOGENESIS (SE)
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan berperanan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani, dan sumber devisa bagi negara. Hal tersebut disebabkan sekitar 90% produksi biji kakao Indonesia dihasilkan oleh petani, dan hampir 75% produksi biji kakao diekspor yang mana hampir 80% dari nilai ekspor tersebut masuk ke petani.

Aktivitas produksi kakao di Indonesia melibatkan lebih dari 1 juta petani yang mengandalkan kakao sebagai sumber mata pencaharian.

Kakao sampai saat ini umumnya masih diperbanyak dengan benih. Hal ini yang menyebabkan terjadinya keragaan tanaman sangat heterogen dan diperkirakan 80% hasil yang dipanen dari kebun berasal dari 20% populasi tanaman. Rata-rata produktivitas kakao Indonesia sebesar 625 kg/ha/thn, masih jauh di bawah rata-rata potensi yang diharapkan sebesar 2000 kg/ ha/thn. Hal ini disebabkan sekitar 30% merupakan tanaman tua dan belum menggunakan bahan tanam unggul. Oleh karena itu perlu peremajaan tanaman kakao tua maupun tanaman yang tidak produktif menggunakan bahan tanam unggul.

Untuk mendukung rehabilitasi kakao tersebut dibutuhkan ketersediaan bahan tanam dalam jumlah dan waktu yang tepat. Di lain pihak hingga saat ini ketersediaan sumber entres klon-klon unggul baru masih sangat terbatas. Dengan demikian sangat diperlukan dukungan teknologi baru untuk mempercepat perbanyakan bahan tanam unggul tersebut. Melalui penggunaan teknik Somatic Embryogenesis (SE) diharapkan dapat mendukung penyediaan bibit klonal skala massal.

TEKNOLOGI SE
Somatic Embryogenesis (SE) adalah proses di mana sel somatik yang ditumbuhkan dalam kondisi yang terkontrol berkembang menjadi sel embriogenik yang selanjutnya setelah melewati serangkaian perubahan morfologi dan biokimia dapat menyebabkan pembentukan embrio somatik. Berbeda dengan embrio zigotik (hasil persilangan tanaman), perkembangan embrio somatik sangat mudah diamati, kondisi kultur sangat terkontrol dan dapat diperoleh embrio somatik dalam jumlah besar. Dengan demikian, SE akan memainkan peranan penting pada perbanyakan klonal kakao, karena secara genetik bersifat klonal dan secara morfologi bersifat normal.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Nestle (Nestle R&D Centre) Tours, Perancis telah mengembangkan teknik kultur in vitro kakao melalui SE dengan menggunakan media padat. Teknologi tersebut telah dapat diterapkan dalam skala besar dan tanaman kakao hasil SE telah diuji lapang di Equador. Saat ini teknologi tersebut telah ditransfer ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) melalui sistem training yang telah dilakukan pada tahun 2006 - 20O7 serta melalui program pendampingan teknologi dalam proses produksi bibit.

(Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 0815 8441 4991)

Arsip
Mengangkat Kinerja Kelapa Dalam Via Perbenihan Modern
Kesiapan Direktorat Jenderal Perkebunan Dalam Menghadapi El-Nino
Penyebab Kapolaga Tidak Berbuah
USAHA PENINGKATAN MUTU KAKAO RAKYAT
Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku Industri
Arsip Lainnya...
Depan Sorotan Nasional Nusantara Berita Agriwacana Editorial Saung Tani Kolom Mimbar Penyuluhan SMS Cangkul Dinamika Kontak Tani Kontak Tani Menjawab Peluang Usaha Kebun Ikan Buah dan Sayur Pangan Saprodi Ternak Bumi dan Air Profil Lumbung Pasca Panen Potensi Harga Komoditi Agro Inovasi Budidaya Olahan Pasar Agri Penyuluh Varia Antar Penyuluh Iptek Proteksi Litbang Mancanegara Agriprosesing Tips dan Santai
© 2008 Sinar Tani Online. All rights reservedKetentuan | Redaksi | Peta Situs | Langganan | Iklan | Kontak

Mengelola Pembibitan Tembakau Sistem Nampan

SitusHijau
Media Pertanian Online Anda
Mengelola Pembibitan Tembakau Sistem Nampan Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L) pertama kali masuk Indonesia kira-kira tahun 1630, kemudian berkembang ke berbagai daerah di Indonesia.



Bagi masyarakat Temanggung, Jawa Tengah, tembakau merupakan komoditas yang diandalkan untuk mengangkat kesejahteraan mereka. Pada saat harga tinggi, para petani berpesta, tetapi harga anjlok atau tanaman tembakau diserang penyakit merupakan saat-saat yang memprihatinkan. Keberhasilan dalam mengelola usaha tani tembakau sebenarnya sangat bergantung pada varietas tembakau itu sendiri.


Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L) pertama kali masuk Indonesia kira-kira tahun 1630, kemudian berkembang ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya di lereng timur dan utara Gunung Sumbing dan Sindoro di Kabupaten Temanggung.

Melalui proses adaptasi yang cukup lama, akhirnya terbentuk populasi tembakau Temanggung yang mempunyai sifat morfologi dan fisiologi yang khas.

Menurut peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Tanaman Serat (Balittas) Malang, Fatkhur Rochman dan Suwarso, sejak berkembangnya produksi rokok keretek di Indonesia, tembakau temanggung merupakan salah satu tipe tembakau yang sangat dibutuhkan oleh pabrik sebagai bahan baku utama pembuatan rokok, dengan komposisi sekitar 14-26 persen.

Kebutuhan rajangan tembakau temanggung sampai saat ini masih belum terpenuhi, rata-rata kekurangan 3.216 ton per tahun. Kekurangan tembakau ini sebagian dipenuhi dengan tembakau dari luar Temanggung, terutama dari Magelang dan Wonosobo. Usaha tani tembakau Temanggung menyumbang 70-80 persen terhadap total pendapatan petani.

Dengan demikian, potensi budi daya tembakau sebenarnya sangat besar. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam usaha tani komoditas ini adalah pembibitan. Pembibitan yang bermutu merupakan salah satu kunci awal untuk keberhasilan usaha tani tembakau. Penggunaan bibit yang sehat dan seragam akan menjamin pertumbuhan tanaman di lapang, memudahkan pemeliharaan tanaman, memudahkan pelaksanaan panen, meningkatkan hasil dan mutu tembakau.

Untuk menghasilkan bibit yang bermutu Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian melalui Balittas yang ada di Jl Raya Karangploso Malang, telepon (0341) 491447, siap memberikan bantuan untuk memperoleh bibit yang bermutu melalui pengelolaan bibit yang intensif.

Menurut Edi Pulani, AS Murdiyati, dan Slamet Riyadi, ketiganya peneliti tanaman tembakau di Balittas, pembibitan dapat dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dengan sistem bedengan atau sistem nampan (tray). Sistem nampan memiliki beberapa keunggulan, antara lain pemeliharaan lebih mudah, frekuensi dan jumlah air untuk penyiraman lebih sedikit. Kemudian bibit tumbuh seragam dengan perakaran sempurna, saat bibit dicabut perakarannya utuh,dan tidak mengalami stagnasi setelah dipindahkan.

Selain itu, dengan cara ini bibit mudah ke lapang karena ukuran nampan relatif kecil. Bibit dapat dipindah ke lapang lebih cepat umur (35-40 hari) sedang bibit secara konvensional dapat dipindahkan ke lapang pada umur 40-45 hari. Dengan sistem ini, juga mampu menekan jumlah sulaman, natalis tanaman berkisar 95 hingga 99 persen, dan mendorong tanaman di lapang tumbuh seragam.


Analisis Biaya

Pembibitan tanaman tembakau dapat dilakukan di lapang dengan diberi atap plastik seperti bedengan konvensional. Sebelumnya, lokasi untuk pembibitan tanahnya diratakan, kemudian submedia pasir diletakkan di atas alas plastik yang diberi batas papan penyekat dengan lebar 110 cm dan panjang menyesuaikan kebutuhan. Tebal pasir 10 cm dengan arah memanjang utara-selatan.

Atap bedengan dari plastik dibuat melingkar setengah lingkaran dengan jari-jari tengah 70 cm, dan bagian bawah 20 cm dari permukaan tanah. Kemudian nampan diisi media yang telah disiapkan sampai setiap lubang penuh, kemudian disiram air dengan gembor sampai kapasitas lapang. Nampan dibenamkan di dalam submedia pasir sejajar dengan permukaan submedia pasir.

Untuk membuat lubang tanaman dilakukan dengan menggunakan lidi sedalam 2-3 cm. Setelah benih keluar calon akar berwarna putih, ditanam sebanyak satu dua benih per lubang, kemudian ditutup tanah.

Berdasarkan perhitungan, biaya pembibitan tembakau pada nampan untuk luas satu hektare adalah Rp 594.175, dengan jumlah bibit 25.000. Jumlah biaya per batang bibit adalah Rp 23,77, dan harga jualnya per batang adalah Rp 50 sehingga penerimaan dari penjualan untuk satu hektare lahan tanam adalah satu juta rupiah. Keuntungan yang diperoleh per hektarenya Rp 405.825.

Untuk memindahkan bibit dari nampan, harus dilakukan penyiraman terlebih dahulu sampai kapasitas lapang.

Nampan beserta bibitnya dapat diangkut ke lapang dan pencabutan bibit dilakukan bersamaan tanam agar media yang terikut akar tidak pecah dan bibit tidak mengalami stagnasi.

Sumber: SP



--------------------------------------------------------------------------------

Hit counter: 710
[Klik di sini] untuk kembali


--------------------------------------------------------------------------------
Cari
Interaktif
Forum Diskusi

Kolom
Halaman Depan
Hot News
Artikel Anda
Tips Anda
Cerita Anda
Tahukah Anda
Resep Masakan
Profil Perusahaan
Alamat
Sekilas InfoTek
Info Beasiswa
Kultur Jaringan
Asal Usil
Berita Foto
Jalan-jalan
Lebah dan Madu
About Us

Tanaman
Buah
Hias
Kehutanan & Industri
Obat
Pekarangan
Sayuran
Sukulen
Copyright © 2000 - 2008 SitusHijau.co.id. Design by Free CSS Templates, downloaded from Free Templates.


web statistics

Rabu, 21 Oktober 2009

KULTUR EMBRIO JARAK DAN KARET

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyerbukan dan pembuahan dapat berhasil namun setelah persilangan buatan seringkali dijumpai permasalahan antara lain buah yang terbentuk gugur saat embrio belum matang, terbentuk buah dengan endosperm yang kecil atau terbentuk buah dengan embrio yang kecil dan lemah. Kondisi tersebut dapat menghambat program pemuliaan tanaman karena embrio muda, embrio dengan endosperm kecil atau embrio kecil dan lemah seringkali tidak dapat berkecambah secara normal dalam kondisi biasa.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka embrio tersebut dapat diselamatkan dan ditanam secara aseptis dalam media buatan sehingga dapat berkecambah dan menghasilkan tanaman utuh. Teknik untuk menanam embrio muda ini dikenal dengan sebutan penyelamatan embrio (embryo rescue).
Selain teknik penyelamatan embrio ini dikenal juga teknik kultur embrio (embryo culture), yaitu penanaman embrio dewasa pada media buatan secara aseptis. Embrio culture adalah salah satu teknik kultur jaringan yang pertama kali berhasil. Aplikasi kultur embrio ini antara lain perbanyakan tanaman, pematahan dormansi untuk mempercepat program pemuliaan serta perbanyakan tanaman yang sulit berkecambah secara alami.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu mengetahui teknik-teknik dalam kultur embrio
1.2.2 Mahasiswa mampu mengetahui manfaat dan tujuan kultur embrio
1.2.3 Mahasiswa mampu mengetahui teknik isolasi kultur embrio dengan baik dan benar





BAB 2. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum silangan invitro tanaman anggrek hari Selasa 2 Desember 2008, pukul 09.00-15.00. Tempat pelaksanaan green house tanaman anggrek PPPPTK pertanian VEDCA cianjur.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu : Laminar air flow cabinet, Alat diseksi, Cawan petri, Botol steril, Lampu Bunsen, Mangkuk stainless, dan bahan yang digunakan yaitu : Embrio jarak dan karet, Larutan fungisida dan bakterisida, Sterilan (alcohol 70%, bayclin 20%), Aquadest steril, Kertas saring steril, Media embrio jarak dan karet, danKertas label.
2.3 Prosedur Kerja
Sterilisasi di luar Laminar Air Flow Cabinet
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merendam/gojok tanaman jarak dan karet dengan larutan fungisida 2 g/ml, dan bakterisida 2 g/ml selama 1jam
3. Membilas dengan air mengalir
4. Membawa kedalam laminar, sterilisasi dengan alcohol 70% selama 5 menit.
5. Membilas dengan aquades steril, kemudian merendam/gojok dengan bayklin 20% selama 10 menit.
6. Bilas dengan aquades steril, kemudian rendam/gojok dengan bayklin 10% selama 5 menit
7. Bilas dengan aquades steril, kemudian rendam/gojok dengan bayklin 5% selama 20 menit.
8. Bilas dengan akuades steril
9. Memotong bagian pangkal ujung dengan cara menjepit bagian biji jarak dan karet
10. Membelah/membuka bagian biji jarak dan karet , bagian yang diambil adalah bagian embrio
11. Menanam pada media WPM dan media MS
12. Menginkubasi pada ruang kultur
13. Mengamati selama 4 minggu
Sterilisasi di dalam Laminar Air Flow Cabinet
1. Metode Celup Bakar
a. Secara aseptis mengambil biji jarak atau karet menggunakan pinset
b. Mencelupkan biji tersebut ke dalam alkohol 96%
c. Membakarnya dalam api bunsen
d. Mengambil bakal benih pada bagian dalam biji mengunakan pisau skalpel
e. menanamkan bakal benih ke dalam media (Jarak pada media MS dan karet pada media MS dan WPM)
f. Melakukan pengamatan
2. Metode Perendaman dalam Klorok dan Alkohol
a. Menggojog biji jarak dan karet menggunakan alkohol 70%
b. Mencuci dan membilas dengan air aquadest steril
c. Menggojog dengan bayclin 30% selama 15 menit
d. Membilas dengan air aquadest steril
e. Menggojog dengan bayclin 20% selama 15 menit
f. Membilas dengan air aquadest steril
g. Membilas dengan air aquadest steril 3 kali
h. Merendam larutan desinfektan atau antiseptik (betadine) min 1 jam
i. Memotong eksplan biji jarak menjadi dua bagian
j. Mengambil bakal benih (kotiledon dan radicula) dari dalam biji dengan berhati-hati jangan sampai merusak kotiledon atau radicula.
k. Memisahkan radicula dari kotiledon dengan memotongnya secara hati-hati.
l. Menanamkan embrio pada media (Jarak pada media MS dan karet pada media MS dan WPM)
m. Memberi label pada botol yang telah ditanami eksplan
n. Merapihkan alat dan bahan pada posisi siap pakai kembali
o. Menyimpan ke dalam ruang pertumbuhan
p. Melakukan pengamatan






























BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Inisiasi Biji Jarak dan karet pada media MS
Tanaman Pengamatan MS
CB CK
Jml Jmr Bkt Bk akr Jml Jmr Bkt Bk akr
Jarak Minggu 1.
22/12/2008 5 - - 1 - 5 - - 5 -
Minggu 2.
29/12/2008 5 - - 2 1 5 1 - 1 1
Minggu 3.
05/01/2008 5 - 1 3 1 4 2 2 2
PERSENTASE 20% 60% 20%
60%
40% 40%
Karet Minggu 1.
22/12/2008 5 1 1 - - 5 - 1 - -
Minggu 2.
29/12/2008 3 - - 1 - 4 1 - - -
Minggu 3.
05/01/2008 3 - 2 1 - 3 - 2 1 -
PERSENTASE 80% 20% 0 80% 20% 0
Ket: CB: Celup Bakar; CK: Klorok; Jmr: Jamur; Bkt: Bakteri; Bk: Bengkak; akr: akar









Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Inisiasi Biji Jarak dan Karet pada media WPM
Tanaman Pengamatan WPM
CB CK
Jml Jmr Bkt Bk akr Jml Jmr Bkt Bk akr
Jarak Minggu 1.
22/12/2008 5 - - - - 5 - - - -
Minggu 2.
29/12/2008 5 - 1 - 1 5 1 - 1 1
Minggu 3.
05/01/2008 4 1 1 1 1 4 1 2 1
PERSENTASE
60%
20% 20%
40%
40% 20%
Karet Minggu 1.
22/12/2008 5 1 - - - 5 - - 1 -
Minggu 2.
29/12/2008 4 - - - - 5 1 2 1 -
Minggu 3.
05/01/2008 4 1 1 1 - 2 - - 1 1
PERSENTASE 60% 20% 0 60% 20%
20%

Ket: CB: Celup Bakar; CK: Klorok; Jmr: Jamur; Bkt: Bakteri; Bk: Bengkak; akr: akar










Gambar hasil kegiatan kultur embrio biji jarak pada media MS tersaji pada gambar 1.






Keterangan Gambar 1. : a). Jarak MS CK; b). Jarak MS CB;
Gambar hasil kegiatan kultur embrio biji jarak pada media WPM tersaji pada gambar 2.






Keterangan Gambar 2. : a). Jarak WPM CB; b). Jarak WPM CK


Gambar hasil kegiatan kultur embrio biji karet pada media MS dan WPM tersaji pada gambar 3.






Keterangan :
Gambar 3. : a) Karet MS CK; b) Karet MS CB; c) Karet WPM CK; d) Karet WPM CB



3.2 Pembahasan
Dari Tabel 1 dan 2 data hasil pengamatan pada kultur embrio biji jarak menunjukkan bahwa presentase kontaminasi lebih kecil dibandingkan dengan kultur embrio biji karet. Hasil sterilisasi pada biji jarak, tingkat kontaminasi antara perlakuan CB “Celup Bakar” dan CK “Klorok” tidak menunjukkan beda nyata. Namun dari persentase hasil yang didapat, sterilisai menggunakan perlakuan CB sangat efisien waktu, bahan sterilan dan tingkat kontaminasi. Tingkat kontaminasi perlakuan CB lebih kecil dibandingkan dengan CK, bahan yang digunakan hanya mengunakan alkohol 96% dan api bunsen dan waktu yang diperlukan tidak banyak dibandingkan dengan sterilisasi dengan CK. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kontaminasi tertinggi adalah pada biji karet baik pada perlakuan sterilisasi celup bakar maupun dengan klorok. Persentase kontaminasinya adalah antara 60% sampai 80%. Sedangkan pada biji jarak persentase kontaminasi pada perlakuan celup bakar adalah 20%-40%, pada perlakuan klorok 40%-60%
Tingkat kontaminasi yang sangat tinggi pada biji karet diakibatkan karena pada saat sterilisasi, kulit biji karet tersebut di buka di luar laminar. Dapat dimungkinkan hal tersebut yang mengakibatkan sumber kontaminan yang berasal dari udara luar menempel pada permukaan eksplan dan sumber kontaminan tersebut tidak musnah meskipun dilakukan sterilisasi dengan apapun karena kontaminan sudah menempel dan dapat dikatakan adalah sumber kontaminan endogen yaitu berasal dari dalam eksplan atau sumber tanam. Selain itu, penyebab kontaminasi disebabkan karena penggunaan bahan sterilan yang kurang optimal. Penggunaan bahan sterilsasi biji karet sama dengan sterilisasi pada biji jarak, akan tetapi biji jarak yang disterilisasi masih dalam keadaan kulit biji menyelubungi embrio biji jarak tersebut. Hal ini menyebabkan tingkat kontaminasi pada biji jarak lebih kecil dibandingkan dengan biji karet.
Pertumbuhan kultur embrio jarak pada media MS, menunjukkan respon yang lebih positif dibandingkan dengan media WPM. Pada media MS, persentase pembengkakan yang terjadi mencapai 40% dan 60%, pembentukan akarnya 20% dan 40% , sedangkan pada media WPM persentase pembengkakan mencapai 20% dan 40%, pembentukan akarnya 20% dan 20%. Respon yang positif pada media MS pada pertumbuhan kultur embrio jarak disebabkan karena nutrisi pada media MS lebih lengkap dan cocok untuk merangsang dan memacu perkembangan embrio tersebut. Menurut Suryowinoto (1996) media MS adalah media yang paling banyak dipakai, karena merupakan media yang paling efektif untuk berbagai jenis tanaman berkayu dan tanaman herbaceous selain itu unsur-unsur dalam persenyawaannya lebih lengkap.
Inisiasi embrio karet, respon yang paling baik dan dapat dikatakan respon yang positif ditunjukkan pada media WPM. Persentase pembengkakan mencapai 20% dan 20%, pembentukan akarnya 20%. Pada media MS persentase pembengkakan mencapai 20% dan 20%, sedangkan pembentukan akarnya belum terjadi. Pembentukan akar pada media WPM ini dikarenakan media WPM ini adalah media yang khusus untuk tanaman berkayu. Sehingga karet yang termasuk golongan tanaman berkayu mampu menginduksi akar pada media WPM. Media ini konsisten dengan media untuk tanaman berkayu.



BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum kultur embrio biji jarak dan karet dapat disimpulkan bahwa :
4.1.1 kegiatan inisiasi biji jarak pada saat sterilisasi dengan metode celup bakar lebih efisien waktu dan pengerjaannya dibandingkan dengan inisiasi pada saat sterilisasi dengan klorok dan alkohol,
4.1.2 komposisi media MS lebih responsif terhadap kultur embrio jarak daripada media WPM,
4.1.3 kegiatan inisiasi biji karet diluar laminar dengan membuka kulit biji karet ternyata presentase kontaminasinya lebih tinggi,
4.1.4 komposisi media WPM lebih responsif terhadap kultur embrio karet daripada media MS
4.2 Saran
Dari kegiatan praktikum kultur embrio biji jarak dan karet yang dilakukan sejauh ini dapat dikatakan baik, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu ditinjau kembali yaitu alternatif lain dalam inisiasi dan sterilisasi biji karet yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kontaminasi yang terjadi menjadi lebih rendah.

Selasa, 20 Oktober 2009

ISOLASI PROTOPLASMA

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara konvensional, transfer materi genetik dari satu tanaman ke tanaman lain umumnya dilakukan melalui siklus seksual dengan penyilangan-penyilangan. Tidak seperti pada sel hewan, sel tanaman dibatasi oleh dinding sel yang terdiri dari serabut-serabut selulosa yang kuat. Antara sel yang satu dan sel yang lain terdapat perekat yang tersusun dalam matrik dari bahan-bahan yang mengandung pektin. Sel tanaman yang telah didegradasi dinding selnya disebut protoplasma.

Protoplasma dapat diisolasi baik secara mekanik maupun secara enzimatik. Isolasi secara mekanik saat ini sudah tidak dilakukan lagi karena sudah tidak efisien. Isolasi protoplasma secara enzimatik merupakan cara yang umum dilakukan. Teknik ini mula-mula dikembangkan oleh Cocking tahun 1960 dengan menggunakan enzim selular dari cendawan Myrothecium verrucaria. Enzim ini mula-mula dipergunakan untuk mendapatkan protoplasma dari akar tomat tetapi kemudian juga dapat digunakan untuk berbagai jaringan lain (Deden Sukmadjaja, 2008).

Bahan tanaman yang biasanya digunakan sebagai sumber protoplasma adalah daun muda, kalus, atau agregat sel dalam kultur suspensi sel. Jaringan mesofil pada daun merupakan jaringan yang paling mudah diisolasi karena sel-selnya tersusun secara renggang sehingga enzim-enzim mudah mencapai dinding sel. Daun muda atau pucuk dari biakan in vitro merupakan sumber yang lebih disukai karena sudah dalam keadaan steril. Kultur sel yang akan digunakan sebagai sumber protoplasma harus berasal dari kultur yang berumur muda antara 3-5 hari. Protoplasma membutuhkan tekanan osmotik yang sesuai sampai dinding selnya terbentuk kembali baik dalam proses isolasi maupun selama periode kultur (Deden Sukmadjaja, 2008).

Salah satu aplikasi penggunaan protoplasma yang paling penting adalah untuk hibridisasi somatik. Hibridisasi somatik khususnya diperlukan apabila metode pemuliaan secara konvensional sukar atau tidak dapat dilakukan seperti adanya inkompabilitas tanaman sehingga proses persilangan mengalami kegagalan. Fusi protoplasma dapat terjadi secara spontan atau dengan cara diinduksi pada kondisi khusus. Fusi protplasma dari sumber sel yang berbeda jarang terjadi secara spontan dan umumnya harus diinduksi dengan beberapa perlakuan baik secara kimiawi atau fisik. Induksi fusi secara kimiawi antara lain dengan NaNO3, pH tinggi/konsentrasi Ca++ konsentrasi tinggi dan polietilen glikol (PEG). Sedangkan induksi secara fisik adalah dengan mengalirkan listrik menggunakan alat fusi elektrik (elektrofusion). Teknik fusi protoplasma dengan menggunakan PEG dan elektrofusion merupakan cara yang paling banyak digunakan karena tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibanding dengan teknik yang lain (Deden Sukmadjaja, 2008).

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu menngetahui teknik isolasi protoplasma tanaman tebu sesuai prosedur













II METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat
Waktu pelakanaan praktikum Isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dan biakan in vitro daun anggrek pada hari/tanggal Sabtu 29 November 2008 pukul 09.00-15.00. Tempat pelaksanaan praktikum ini adalah di laboratorium kultur jaringan tanaman Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur.

B. Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Laminar air flow
b. Alat diseksi
c. Botol steril
d. Lampu bunsen
f. Centrifuge
g. Haemocytometer
h. Tabung sentrifugasi uk. 15 ml steril
i. Mikroskop
j. Pipet pasteur steril
k. Millipore filter
l. Syringe
m. Nilon filter 60-80 µm
2. Bahan
a. Kertas saring steril
f. Kalus tebu dan biakan in vitro daun anggrek
g. Larutan enzim: 2% selulase + 0,1% pektiolase + 0,5% maserozim + 0,5% drisilase yang di larutkan dalam larutan CPW + 13% manitol
h. Larutan CPW + 13 manitol
i. Media kultur protoplama KpR
j. Larutan sukrosa 20-25%
C. Prosedur Kerja isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dan daun anggrek
1. Menyiapkan 2 cawan petri steril uk. 60 x 10 mm di dalam laminar. Pindahkan kalus tebu dan daun anggrek ari botol kultur ke dalam cawan petri tersebut secara hati-hati.
2. Mengiris daun anggrek tipis-tipis (lebar 1-2 mm) dengan menggunakan pisau yang tajam.
3. Merendam kedua sumber protoplasma tersebut dengan larutan enzim yang telah disediakan dengan menggunakan filter millipore dan syringe. Volume enzim yang digunakan ± 5 ml untuk tiap
4. Menutup cawan petri dan beri rekatkan dengan parafilm, kemudian bungkus dengan alumunium foil. Simpan cawan berisi enzim dan sumber protoplasma tersebut diatas shaker dan atur kecepatannya 40-50 rpm. Biarkan selama 3-4 jam, amati setiap 1 jam dengan cara mengambil contoh larutan dengan mengunakan pipet pasteur dan teteskan diatas kaca objek. Kemudian amati pada mikroskop.
5. Setelah jumlah protoplasma dianggap cukup banyak, saring larutan dengan nylon filter dan masukan kedalam tabung sentrifugasi steril. Kerjakan didalam lamnar dan lakukan pemindahan larutan secara hati-hati dengan menggunakan pipet pasteur steril.
6. Setelah dipindahkan dalam tabung sentrifugasi, masukan tabung dalam alat sentrifugasi. Putar dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit.
7. Setelah sentrifugasi, protoplasma dan kotoran (’debris’) akan mengendap didasar tabung. Buang larutan enzim yang berada diatasnya dengan menggunakan pipet pasteur secara perlahan dan hati-hati.
8. Untuk mencuci protoplasma dari sisa enzim, masukan larutan CPW + 13% manitol kedalam tabung secara perlahan menggunakan pipet pasteur. Sambil memasukan larutan CPW, resuspensi protoplas + debris yang ada didasar tabung dengan pipet pasteur secara perlahan-lahan. Setelah teresuspensi, buat volumenya hingga 12 ml.
9. Menutup tabung, kemudian sentrifugasi kembali dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit. Lakukan pencucian ini sebanyak 2 kali.
10. Pada pencucian kedua, buat volumenya hingga 10 ml kemudian tambahkan diatasnya larutan sukrosa 20-25% secara perlahan. Sentrifugasi kembali dengan kecepatan agak rendah (1000 rpm) selama 5 menit.
11. Protoplasma akan terpisah berada pada lapisan atas tabung, sedangkan debris ada pada bagian dasar tabung.
12. Ambil protoplasma dengan hati-hati menggunakan pipet pasteur. Masukkan dalam tabung atau cawan petri steril uk. 40 x 10 cm. Encerkan protoplasma 5-10 kali konsentrasi dengan menambahkan medium KpR.
13. Amati densitasnya dengan cara mengambil contoh larutan protoplasma dengan pipet tetes dan teteskandiatas haemocytometer.
14. Amati dan hitung densitas protoplasma pada mikroskop.
15. Untuk mengkulturkan protoplasma, teteskan larutan protoplasma diatas media KpR padat atau cair.

III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dn biakan in vitro daun anggrek tersaji pada tabel 1.
Tabel 1. pengamatan kultur protoplasma tanaman tebu dan anggrek
No Jenis
tanaman Tgl
tanam pengamatan
Minggu
I Minggu
II Minggu III Minggu IV
1 Daun Anggrek Sabtu 29-11-08 Belum ada respon Belum ada respon Belum ada respon Belum ada respon
2 Kalus tebu Sabtu 29-11-08 Belum ada respon Belum ada respon Belum ada respon Belum ada respon
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa dari hasil kegiatan praktikum isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dan biakan in vitro daun anggrek belum menunjukkan respon yang positif karena hasil isolasi belum ada perkembangan apa-apa.

B. Pembahasan
Kegiatan isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dan biakan in vitro daun anggrek masih perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui hasil dang lebih nyata. Pada pengamatan yang dilakukan selama ini, belum memperlihatkan hasil yang optimal bahkan belum menunjukkan adanya respon yang positif pada isolasi yang dilakukan dan ini terbukti dengan belum adanya perkembangan pada isolasi yang dilakukan.

Salah satu faktornya adalah penggunaan media isolasi yang kurang cocok. Media yang digunakan dalam praktikum isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dan biakan in vitro daun anggrek adalah media KpR yang dimodifikasi oleh Kao et. al. (1975) menggunakan hara makro dengan meningkatkan unsur Cl dua kali lebih tinggi dan mengurangi unsur amonium nitratnya lebih dari 50% dibanding hara makro pada media MS Penambahan unsur CaCl2 dapat meningkatkan persentase pembelahan sel. Sebaliknya penambahan unsur amonium nitrat akan mengurangi frekuensi sel yang membelah. Selain modifikasi komposisi hara makro, komposisi vitamin pada media KpR jauh lebih tinggi dibanding komposisi vitamin pada media lain.

Zat pengatur tumbuh terutama auksin dan sitokinin selalu ditambahkan kedalam media inisiasi. Jenis auksin dan sitokinin serta konsentrasi dan perimbangan kedua jenis persenyawaan tergantung dari jenis tanaman. Auksin yang paling umum digunakan adalah 2,4-D. Tetapi pada beberapa jenis tanaman, seperti tembakau, NAA lebih baik dari pada 2,4-D. Sitokinin yang biasa dipergunakan adalah BAP, kinetin, dan 2-iP. Kebutuhan auksin dan sitokinin pada kultur protolasma kadang-kadang dapat diperkirakan berdasarkan kebutuhan kultur sel dan jaringan utuh. Tetapi tidak selalu benar, bahwa sifat dan kebutuhan protoplasma sama dengan sifat dan kebutuhan selnya. Scrowcroft et al. (1973) menemukan bahwa sifat sel tumor yang dapat tumbuh dan membelah tanpa auksin, hilang pada waktu dinding sel dihilangkan. Sifat auksin-otonomnya muncul lagi setelah dinding sel terbentuk dan telah membelah diri. Oleh karena itu, penambahan hormone tumbuh dan komposisi media merupakan salah satu factor yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan isolasi dan kultur protoplasma.














IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dan biakan in vitro daun anggrek dapat disimpulkan bahwa isolasi dan kultur protoplasma pada tanaman tebu dan daun anggrek belum menunjukkan respon yang positif dan pengamatan masih membutuhkan waktu lanjutan untuk mengetahui hasil yang maksimal.

B. Saran
Kegiatan praktikum isolasi dan kultur protoplasma tanaman tebu dan biakan in vitro daun anggrek perlu dilakukan penanganan dan pengamatan lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan respon yang lebih positif dan nyata dari kultur yang dilakukan.